Jakarta – (VanusNews) Kembali memperkuat salah satu lini pertahanan ekonomi di Indonesia yaitu sektor koperasi, menjadi dasar motivasi Frans Meroga Panggabean untuk menulis buku yang berjudul “The Prabowo Mind” The New Ekonomi 5.0 Manifesto, Minggu (13/10/2024) di Jakarta.
“Kita kembali ke ekonomi konstitusi kita yaitu Koperasi. Itu tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945. Tercantum di dalamnya Badan usaha yang sesuai dengan perekonomian bangsa adalah koperasi,” jelas Frans, sebagai salah satu pembicara dalam acara premier sekaligus bedah buku The Prabowo Mind” The New Ekonomi 5.0 Manifesto.
Frans yang juga ketua umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) menambahkan di kalangan anak milineal atau Generasi Z saat ini sistem ekonomi koperasi masih terasa kurang tersosialisasi. Padahal sistem ekonomi tersebut sangat bersinggungan dengan kalangan anak muda.
Sebagai contoh, koperasi itu memiliki rasa kebersamaan di antara anggotanya dalam bentuk Rapat Tahunan Anggota (RTA), hal ini tentu sangat cocok dengan kehidupan anak muda yang suka berkumpul. Dalam koperasi juga menganut sistem sharing ekonomi, cocok dengan zaman sekarang yang serba aplikasi.
Lulusan Master Of Business Management Marketing (MBA) Universitas Indonesia ini, mengaku harus melakukan sosialiasi secara aktif kepada para kaum muda di Indonesia tentang pentingnya sistem koperasi tentunya dengan pendekatan yang disesuaikan kondisi umur mereka.
Sementara itu ditempat yang sama Prof Dr Laode Masihu Kamaluddin Msc, mengatakan buku The Prabowo Mind” The New Ekonomi 5.0 Manifesto memberikan gambaran secara tepat tentang kondisi sistem koperasi modern menuju tahun emas 2045 mendatang.
“Koperasi jaman ini hanya sebagai “bemper”, kalau kita susah lari ke Koperasi. Mestinya koperasi menjadi sarana perekonomian yang maju ke depan. Untuk itu koperasi harus bertransformasi, menjadi digital transformasi,” jelas Rektor Universitas Insan Cita Indonesia.
Di sisi lain, Angkie Yudistia, Staff khusus presiden RI mengaku The Prabowo Mind” The New Ekonomi 5.0 Manifesto, sangat membantu masyarakat tentang betapa pentingnya koperasi di Indonesia, “Product Domestik Bruto (PDB) Indonesia itu nomor tiga tertinggi di dunia yaitu sektor Usaha Menengah Dan Koperasi (UMKM). Setelah Korea dengan K-PoP dan Amerika yaitu Hollywood, singkatnya.
Namun sangat disayangkan konsep koperasi ini, masih kurang diterima oleh kalangan anak muda. Salah satu faktor, adalah minimnya pendampingan atau sosialisasi secara massif, termasuk kepada kaum rentan lainnya yaitu para disabilitas.
Di mata Presenter sekaligus women Enterpreneuship Nadya Mulya, koperasi sangat cocok diterapkan di Negara Indonesia yang masih memiliki sistem kekeluargaan dan gotong royong. Disamping itu hebatnya koperasi, satu sisi adalah ekonomi kerakyatan dan di sisi lain koperasi adalah pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.
“Koperasi adalah salah satu yang bisa membantu untuk bergerak bersama-sama dengan azas kesetaraan. Jangan hanya segelintir orang saja yang diuntungkan tetapi semuanya harus diberdayakan. VN-DNS