Jakarta – (VanusNews) Jawa Timur (Jatim) menjadi juara dengan meraih medali emas sepak bola putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumatera Utara (Sumut) 2024 setelah mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dengan skor 1-0 dalam pertandingan final di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Rabu (18/9/2024) malam.
Oleh karena itu, Jabar harus puas dengan medali perak setelah menjadi runner-up atau juara kedua dalam ajang sepak bola yang sebelumnya diperlakukan kontroversial dan penganiayaan wasit dalam pertandingan perempat final antara Aceh vs Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (14/9/2024).
Sementara itu, perebutan tempat ketiga atau medali perunggu berhasil dimenangkan oleh Aceh setelah mengalahkan Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan skor 2-1 dalam pertandingan sebelumnya di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Rabu (18/9/2024) sore.
“Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang yang berhasil meraih medali dalam cabang sepak bola di PON Aceh-Sumut, meskipun sebelumnya terjadi tragedi yang melukai semangat olahraga,” kata Kumalasari Kartini, Ketua Bidang Gaya Hidup, Hobi dan Olahraga (Gahora) DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dalam pernyataannya, Kamis (19/9/2024).
Menurut Mala, medali emas untuk Jatim, perak untuk Jabar, dan perunggu untuk Aceh dalam cabang sepak bola PON XXI Aceh-Sumut tercemar oleh insiden pemukulan wasit Eko Agus Sugiharto oleh Muhammad Rizki Saputra, pemain Sulteng dalam pertandingan perempat final antara Aceh vs Sulteng, Sabtu (14/9/2024).
“Kejadian di PON dalam pertandingan sepak bola antara Aceh dan Sulteng, di mana salah satu pemain Sulteng menyerang wasit, merupakan tindakan kekerasan yang tidak seharusnya terjadi dalam dunia olahraga. Itu adalah perilaku yang tidak sportif,” tegas Mala.
Mala berharap bahwa Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) akan segera mengambil tindakan dan memberikan sanksi kepada pemain yang melakukan pemukulan, serta dugaan pengaturan pertandingan oleh wasit Eko Agus Sugiharto yang menjadi pemicunya.
“Hal ini harus segera diinvestigasi secara mendalam. Mengapa kekerasan semacam itu bisa terjadi dalam pertandingan. Semua pihak yang terlibat harus diberikan sanksi, tidak hanya pemain, tetapi juga wasit dan pihak lain yang diduga terlibat,” tegas Mala.
Mala melihat perlunya investigasi segera dilakukan oleh PSSI dan hasilnya harus diumumkan dengan cepat.
“Jika tidak ditindaklanjuti, khawatirnya akan mempengaruhi performa Timnas Indonesia yang sedang menunjukkan tren positif. Ini juga bisa merusak kepercayaan masyarakat internasional terhadap perkembangan sepak bola Indonesia yang sedang menjadi sorotan dunia. Timnas Indonesia di bawah Erick Thohir sedang berjuang untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 dan menjadi raksasa sepak bola Asia,” ungkap Mala.
Untuk itu, Ketua Bidang Gahora DPN Partai Gelora ini juga berharap agar semua pemain atau atlet tetap mempertahankan sportivitas dalam setiap pertandingan, tidak hanya dalam sepak bola, meskipun terjadi ketidakpuasan atau merasa dirugikan dalam pertandingan.
“Jika kita merasa tidak puas atau dirugikan dalam sebuah pertandingan olahraga, kita tidak boleh menggunakan kekerasan. Kekerasan dalam olahraga tidak ada tempatnya, kita harus selalu menghormati nilai-nilai sportivitas,” pungkasnya.
Seperti yang diketahui, PSSI mendorong agar gelandang sepak bola Sulteng, Muhammad Rizki Saputra, mendapatkan sanksi yang berat dan berpotensi larangan tanding lebih dari enam bulan.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Rizki Saputra yang menyerang wasit Eko Agus Sugiharto, menyebutnya sebagai tindakan kriminal.
Meskipun demikian, Erick Thohir juga menyalahkan wasit tersebut. PSSI akan melakukan investigasi terhadap wasit yang telah membuat sejumlah keputusan kontroversial dalam pertandingan perempat final sepak bola putra PON XXI Aceh-Sumut 2024, Sabtu (14/9/2024).
Dalam pertandingan tersebut, Aceh memenangkan pertandingan dengan WO setelah Sulteng melakukan walkout (WO) dalam pertandingan Aceh vs Sulteng karena merasa dirugikan oleh keputusan wasit. VN-DAN