Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]
Salah satu hal yang saya pelajari tentang kepemimpinan dari Cak Noer dapat dirumuskan dalam kalimat singkat yang beliau sampaikan langsung kepada saya: ‘Prabowo, tugas seorang pemimpin sangat sederhana. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang tertindas bisa tertawa’.
Logikanya sederhana: jika orang miskin dalam keadaan kekurangan, tetapi mereka bisa tertawa, maka itu berarti mereka percaya bahwa masih ada harapan. Mereka berharap bahwa seorang pemimpin bisa mengatasi kesulitan tersebut. Itulah tugas seorang pemimpin, menurut Cak Noer. Saya anggap itu sebagai sesuatu yang bijaksana dan mendasar yang tidak akan pernah saya lupakan.
Tugas seorang pemimpin adalah bekerja agar orang miskin, yang tertindas, dan yang lemah bisa bahagia. Ketika seseorang tertawa, itu berarti dia bahagia. ‘Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang tertindas bisa tertawa’. Kearifan Cak Noer sekarang menjadi filsafat kepemimpinan saya.
Pak Mohammad Noer lebih dikenal sebagai Cak Noer. Aku hanya mengenalnya setelah dia pensiun. Aku bertemu dengannya secara singkat ketika dia menjadi duta besar untuk Prancis. Kemudian aku memiliki kesempatan untuk berbicara lebih dalam dengan dia setelah dia pensiun dan kembali ke Surabaya.
Sebagai Gubernur Jawa Timur, dia dikenal dekat dengan rakyatnya. Aku merasa perlu untuk berdiskusi dengannya ketika aku menjabat sebagai Ketua Asosiasi Petani Indonesia (HKTI). Mungkin dia tahu bahwa aku juga sangat peduli dengan kondisi pertanian dan nasib petani di Indonesia. Dia menerima tawaranku untuk memberikan paparan dalam sebuah seminar yang diadakan oleh HKTI di Surabaya. Kemudian, aku memiliki beberapa percakapan dengannya.
Banyak pandangannya tentang pembangunan ekonomi pedesaan, serta tentang ekonomi rakyat, sejalan dengan pandanganku. Kami percaya bahwa Indonesia dapat mandiri dan harus mandiri. Kami berdua ingin memberikan pendapatan yang lebih baik kepada para petani, yang sangat penting untuk ketahanan pangan dan kemandirian bangsa.
Dari banyak ceritanya, ada beberapa poin menarik yang perlu dicatat. Pertama, dia mengatakan bahwa dia sering membawa semua staf utamanya untuk melakukan perjalanan dari desa ke desa. Dia mengatakan kalau dia sering melakukan rapat di balai desa, balai kecamatan, dan balai kabupaten. Sekali sebulan, dia akan bekerja di luar ibukota selama dua hingga tiga minggu dan bekerja di kantor desa dan kecamatan. Begitulah dia bisa mengamati dan mendengarkan masalah yang dihadapi masyarakat.
Salah satu pelajaran dalam kepemimpinan yang diajarkan kepadaku adalah kalimat sederhana. Dia mengatakan kepadaku: ‘Tugas seorang pemimpin yang baik sangat sederhana. Seorang pemimpin harus menciptakan kondisi agar rakyatnya bisa tersenyum.’ Bahasa Jawanya: yen wong cilik iso gemuyu. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang kecil (orang miskin) harus bisa tersenyum.
Ini memiliki arti besar bagiku. Jika orang miskin bisa tersenyum, mereka sedang menuju untuk mengatasi kemiskinan mereka. Itu berarti mereka memiliki cukup makanan, dan anak-anak mereka bisa pergi sekolah dan mendapatkan layanan kesehatan tanpa biaya. Jadi meskipun kalimatnya singkat, maknanya memiliki dampak yang sangat besar dan dalam bagiku. Itulah mottoku dalam semua kampanye politikku. Aku akan bekerja agar rakyat Indonesia bisa tersenyum. Terutama orang miskin.