LIEUTENANT GENERAL TNI (RET.) JOHANNES SURYO PRABOWO

by -149 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Saya telah mengenal Suryo Prabowo sejak saya masih seorang kadet. Dia lulusan Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI) ’76, jadi dia dua tahun lebih muda dari saya. Dia adalah penerima penghargaan tahun 1976 yang diberikan kepada kadet dengan pencapaian tertinggi oleh Akademi, Adhi Makayasa. Dia sangat cerdas. Dia juga memiliki semangat militer dan patriotik. Tentu saja, karena ayahnya juga bagian dari Generasi ’45, seorang Kolonel di Angkatan Darat.

Mungkin karena dia sangat cerdas, atasannya sering tidak begitu menyukainya. Mungkin juga karena dia terlalu dinamis atau terlalu kreatif sehingga atasan atau senior sering tidak begitu memahaminya.

Sejak dia seorang letnan, seorang kapten, kemudian seorang mayor, saya melihat bahwa dia selalu berada di lapangan operasi. Bahkan saat dia menjadi Brigadir Jenderal, sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur (sekarang Timor Leste), sebagai Deputi Komandan Komando Resort Militer Timor Timur (KOREM), dia selalu berada di lapangan pada saat-saat kritis. Dia adalah perwira TNI peringkat tinggi terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah referendum. Dia membawa bendera Indonesia terakhir yang diturunkan di bekas provinsi Indonesia.

Karena kecerdasannya yang di atas rata-rata, dia sering dikritik oleh orang di sekitarnya yang menganggapnya sebagai ‘keminter’ (suka tahu) dan sombong – dia cenderung memberi nasihat kepada orang lain tanpa diminta karena dorongan untuk memperbaiki organisasi Angkatan Bersenjata atau mengoreksi situasi.

Suryo Prabowo adalah tipe pemimpin yang terus terang; dia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dia berani, dan dia, menurut pendapat saya, adalah salah satu jenderal tercerdas dari generasi kita. Karena ayahnya bagian dari Generasi ’45 dan karena dia bersama kelas ’78 AKABRI, kita semua sangat dipengaruhi oleh para jenderal Generasi ’45. Mereka bisa dianggap sebagai generasi terbesar dalam sejarah Indonesia hingga saat ini. Mungkin itulah mengapa Suryo Prabowo dan saya bisa berhubungan baik. Kami memiliki cita-cita yang sama dan cinta kepada negara kita yang tertanam dalam kami oleh Generasi ’45.

Source link