Jakarta – Wacana duet mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep pada Pilgub Jakarta 2024 dinilai sekadar gimik politik.
“Wacana Anies-Kaesang lebih pada gimmick politik PSI,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada wartawan, Jumat, 14 Juni 2024.
Sebab, lanjut Dedi, wacana duet Anies-Kaesang mencuat setelah ada rencananya sokongan dari PDIP kepada Anies Baswedan.
“Setelah adanya sokongan PDIP ke Anies Baswedan,” kata Dedi.
Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu pun mengingatkan, potensi risiko jika Anies Baswedan berpasangan dengan Kaesang. Risiko reputasi yang akan diterima Anies sangat besar bila berpasangan dengan putera bungsu Presiden Jokowi tersebut.
“Di luar itu, resiko reputasi yang dihadapi Anies akan sangat besar, menggandeng Kaesang belum tentu memenangi kontestasi karena pertentangan pemilih Jakarta ke koalisi Jokowi cukup besar,” kata Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, sekalipun Anies menang saat berpasangan dengan Kaesang, maka berpotensi kehilangan simpati pemilih nasional. Artinya, ditekankan Dedi, harapan Anies untuk maju di Pilpres 2029 bisa kandas.
“Peluang menang akan terbuka, menyerupai kemenangan Gibran, tentu diiringi polemik atau justru sebaliknya bisa saja kalah by design dan orientasinya meruntuhkan reputasi Anies,” imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, sekalipun Anies menang saat berpasangan dengan Kaesang, maka berpotensi kehilangan simpati pemilih nasional. Artinya, ditekankan Dedi, harapan Anies untuk maju di Pilpres 2029 bisa kandas.