Indonesia’s Vision for 2045: Conditions for Progress and Prosperity

by -98 Views

Oleh: Prabowo Subianto [petikan dari buku “Transformasi Strategis Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045”, halaman 33-34, edisi softcover ke-4]

Rekan-rekan Indonesiaku, jika ada satu hal yang dapat kita ambil dari buku ini, maka itu haruslah ini:

Sebagai bangsa, kita harus segera mencapai pertumbuhan ekonomi yang agresif, atau menjaga tingkat pertumbuhan di atas 6-7% bahkan mencapai 10% secara berkelanjutan.

Mengapa? Karena hanya melalui pertumbuhan dua digit selama sepuluh tahun berturut-turut, dimulai dengan pertumbuhan rata-rata 6-7% dalam lima tahun pertama, Indonesia dapat keluar dari apa yang dikenal sebagai perangkap berpendapatan menengah.

Perangkap berpendapatan menengah adalah situasi di mana negara berpendapatan menengah terus berada pada level itu. Hal ini diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dibagi dengan populasi, atau PDB per kapita. Pada tahun 2020, PDB per kapita kita adalah USD 3.869.

PDB per kapita sebesar USD 3.869 berarti rata-rata pendapatan bulanan hanya USD 322, atau sekitar Rp 4,5 juta.

Untuk ‘naik kelas’ menjadi negara berpendapatan tinggi, PDB per kapita kita harus mencapai USD 13.000. Ini berarti pendapatan bulanan rata-rata orang Indonesia harus meningkat menjadi USD 1.083, atau sekitar Rp 14 juta.

Jika pertumbuhan ekonomi kita tetap sekitar 4% atau 5%, akan sulit bagi kita untuk membuat loncatan ini. Ini seperti tubuh kita; jika pertumbuhan kita tidak melebihi 10%, kita gagal berkembang menjadi dewasa yang kuat yang bisa bersaing dengan negara-negara maju.

Ini adalah isu yang mendasar yang harus kita akui sebagai bangsa. Kita tidak boleh puas dengan pertumbuhan ekonomi 5%, karena itu sama dengan berdiam diri. Kita tidak bisa bangga jika negara kita tidak keluar dari perangkap berpendapatan menengah.

Negara-negara maju mungkin tumbuh di bawah 5%, tetapi Indonesia tidak bisa mampu melakukan hal itu. Kita masih memiliki tugas besar di depan: Kita harus segera meluncur dalam mengejar kemajuan. Kita tidak boleh puas dan berdiam diri.

Sebagai perbandingan, PDB per kapita Malaysia sudah mencapai USD 10.401 – rata-rata pendapatan bulanan Malaysia sekitar USD 866, atau sekitar Rp 12 juta per bulan.

PDB per kapita Singapura adalah USD 59.797 – rata-rata pendapatan bulanan Singapura sekitar USD 4.983, atau sekitar Rp 69 juta per bulan.

Source link