Said Abdullah Berharap Masyarakat Memahami Makna Ramadhan Melalui Berbagi dan Peduli

by -154 Views

Jakarta – (VanusNews) Ketua DPP PDI Perjuangan Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah mengajak masyarakat untuk memaknai Ramadhan dengan sikap mental untuk terus berbagi dan peduli.

“Aktivitas Ramadhan, terutama puasa menahan lapar dan haus, seharusnya memunculkan perasaan empati untuk merasakan kekurangan yang dirasakan saudara-saudara kita yang fakir dan miskin,” kata Said dalam keterangannya di Jakarta, Senin (8/4/2024).

Menurut Said, dari rasa empati tersebut, seseorang bisa didorong untuk berbagi dan peduli.

“Selama Ramadhan, masyarakat menyaksikan dan merasakan berbagai aktivitas sosial, seperti pembagian takjil, santunan anak yatim dan orang kurang mampu hingga pasar murah dan lainnya. Pada akhir Ramadhan, seluruh umat Muslim yang mampu diwajibkan membayar zakat fitrah. Kewajiban membayar zakat fitrah menegaskan bahwa Islam bukan hanya urusan transendental,” kata Said.

Said menekankan bahwa semangat berbagi di Indonesia patut diapresiasi karena telah menjadi tradisi, terutama di desa-desa.

“Berbagi bahan makanan dan tenaga untuk membantu membangun rumah tetangga dan fasilitas di desa-desa bukanlah hal yang langka. Modal sosial ini harus dipelihara dan tradisi baik ini harus diwariskan kepada generasi berikutnya,” ungkap Ketua Banggar DPR RI ini.

Penelitian Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index (2022) menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia dinilai sebagai yang paling dermawan di dunia. Ini merupakan kali ketiga masyarakat Indonesia menempati posisi tertinggi.

“Semangat kepedulian dan tolong-menolong masyarakat Indonesia mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Kenya. Ini sungguh luar biasa,” jelas Said.

Said melihat semangat kebersamaan untuk menolong sesama masyarakat Indonesia sangat luar biasa.

“Masyarakat mudah bekerja sama untuk mengumpulkan dana bantuan dari berbagai lapisan masyarakat. Namun, sikap mental dan konsistensi kita sangat manusiawi. Terkadang, semangat peduli dan berbagi, semangat gotong royong mengalami pasang-surut dengan segala problematika yang dihadapi,” papar Said.

“Oleh karena itu, momentum Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk menyegarkan, mengisi energi kedisiplinan, dan konsistensi dalam peduli dan berbagi, serta menjaga semangat gotong royong tetap hidup dalam hati,” tutup Said Abdullah. VN-DAN