Tentara Israel Meminta Keluarga Palestina Meninggalkan Ibunya yang Berusia 94 Tahun secara Tegas

by -178 Views

Gaza – Seorang wanita Palestina berusia 94 tahun di Gaza, masih belum diketahui nasibnya, setelah tentara Israel menyerbu rumahnya dan memerintahkan keluarganya untuk mengungsi, dan meninggalkan nenek tersebut.

Naifa Rizq al-Sawada, yang menderita Alzheimer dan tidak dapat berjalan atau berbicara, berada di rumahnya di sekitar Kompleks Medis al-Shifa di sebelah barat Kota Gaza, pada 21 Maret lalu, ketika militer Israel menyerbu daerah tersebut pasca tengah malam. Mereka diusir paksa dan ditodongkan senjata oleh tentara Israel.

Keluarganya khawatir Sawada mungkin ditahan di gedung tersebut sebelum dibom atau digunakan sebagai tameng manusia oleh tentara Israel di dalam Rumah Sakit Al-Shifa.

Putrinya, Maha al-Nawati, menceritakan kepada Middle East Eye peristiwa yang terjadi pada pekan lalu.

“Kami semua tinggal di satu gedung yang terdiri dari apartemen berbeda, dan ibu saya punya apartemen sendiri. Namun selama (perang), saudara laki-laki saya, istri, dan anak-anaknya pindah untuk tinggal di apartemennya bersamanya,” kata Nawati.

“Mereka biasa membawa (Sawada) setiap kali mereka harus mengungsi. Ketika pasukan Israel menyerbu daerah Al-Shifa, saudara laki-laki saya dan keluarganya tidak diperbolehkan membawanya,” ujarnya.

“Invasi ini terjadi sekitar jam 02.00 pagi.”

Nawati, yang telah mengungsi dari Gaza selama perang yang sedang berlangsung di Israel dan saat ini tinggal di Mesir, mengatakan bahwa saudara laki-lakinya terpaksa meninggalkan ibunya saat mereka mengungsi ke bagian selatan dan timur Jalur Gaza.

“Bangunan itu penuh dengan pengungsi. Tentara menyerbu dan memisahkan laki-laki dari perempuan. Mereka membawa laki-laki dan mengusir mereka dari gedung, lalu menyuruh perempuan untuk mengungsi ke selatan.”

Setelah menggeledah anggota keluarga tersebut, tentara memerintahkan mereka untuk mengungsi ke bagian timur Kota Gaza.

“Istri saudara laki-laki saya mengatakan kepada seorang petugas Israel, ‘Ini ibu saya, saya akan membawanya bersama saya.’ (tetapi) tentata Israel mengatakan kepadanya, ‘Tidak, pergi sekarang dan kami akan menjaganya,'” lanjutnya.

“Mereka semua pergi dan ibu saya tinggal di sana. Kami tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.”

Sejak dimulainya serangan militer baru di Kompleks Medis Al-Shifa pada hari Kamis, tentara Israel telah menyerang lingkungan dan bangunan tempat tinggal di sekitar area rumah sakit dan memaksa penghuninya untuk mengungsi ke bagian selatan wilayah tersebut, sebelum melakukan pengeboman atau pembakaran di daerah tersebut.

Menurut laporan Haaretz, petugas Israel yang beroperasi di Jalur Gaza telah menginstruksikan pasukan mereka untuk membakar rumah-rumah warga Palestina tanpa izin hukum.

Warga dan saksi mata mengatakan bahwa tank dan kendaraan militer Israel mengepung daerah tersebut dan mengepung warga, yang tidak diperbolehkan meninggalkan rumah mereka tanpa izin tentara, sementara quadcopter melepaskan tembakan ke arah siapa pun yang melihat ke luar jendela.

Ini adalah invasi kedua terhadap kompleks medis sejak awal serangan militer besar-besaran Israel di wilayah tersebut. Yang pertama dimulai pada 14 November dan berlangsung sekitar 10 hari.

“Saya tidak tahu apa yang ingin dilakukan tentara terhadapnya. Dia adalah seorang wanita tua yang tidak bisa melakukan apa pun dalam hidupnya, mengapa mereka membawanya?,” kata al-Nawati.

Di dalam rumah sakit, tentara Israel telah membunuh, melukai, dan menahan ratusan warga Palestina, termasuk profesional kesehatan, pasien, dan pengungsi yang berlindung di gedung dan halaman rumah sakit.

Saksi mata melaporkan bahwa petugas Israel menggunakan beberapa warga sipil Palestina sebagai tameng manusia saat mereka menyerbu dan menggeledah gedung rumah sakit.

Salah satu cucu perempuan Sawada mengatakan tentara memberi tahu keluarganya bahwa mereka akan membawa neneknya ke Rumah Sakit al-Shifa, namun tidak ada bukti bahwa dia dibawa ke sana, karena dia masih ditahan di rumah ketika keluarganya pergi.

“Beberapa orang mengatakan kepada kami bahwa mereka melihat tentara membawanya keluar gedung menuju Rumah Sakit al-Shifa, namun kami tidak yakin apakah ini benar. Orang-orang juga memberi tahu kami bahwa tentara mengebom gedung tersebut (setelah keluarga tersebut terpaksa mengungsi),” kata Nawati.

“Kami tidak berdaya, kami tidak bisa melakukan apa pun untuknya. Rasa sakit ini sangat membebani hati kami. Kami hanya ingin tahu apakah tentara memang membawanya, atau dia ditinggal sendirian di rumah. Kami ingin tahu apa pun tentang dia.”

Selengkapnya bisa dibaca [di sini](https://www.viva.co.id/berita/dunia/1700848-tega-tentara-israel-suruh-keluarga-palestina-tinggalkan-ibunya-yang-berusia-94-tahun?page=2)