BMKG Menjelaskan Pulau Bunguran Besar Diselimuti Kabut Adveksi

by -502 Views


Minggu, 10 Maret 2024 – 01:50 WIB

Natuna – Prakirawan Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Reza Fahlevi, menjelaskan fenomena kabut adveksi yang menyelimuti Pulai Bunguran Besar disebabkan oleh transfer kelembapan udara dari wilayah perairan ke wilayah daratan.

Baca Juga :


RS Harapan Bunda Jaktim Kebakaran, Banyak Pasien Dievakuasi

Menurut Reza, kabut adveksi umumnya terjadi ketika ada fenomena pendinginan udara secara mendatar di permukaan bumi.

“Saat pagi atau ketika matahari mulai bersinar permukaan daratan mendapat panas lebih cepat dibandingkan permukaan laut akibatnya tekanan udara di darat menjadi lebih rendah ketimbang di laut, hal inilah yang menyebabkan adanya transfer kelembaban dari permukaan laut ke daratan,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Natuna, Sabtu, 9 Maret 2024.

Baca Juga :


Cak Imin Bicara Ramadhan sebagai Momentum Keikhlasan 

VIVA Militer: Kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut di Laut Natuna

Kemunculan kabut adveksi mempengaruhi jarak pandang yang berkurang, sehingga masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat berkendara.

Baca Juga :


China’s Unilateral Claim over Indonesia’s EEZ in Natuna Requires Serious Response

“Selain itu kabut dapat mengandung partikel-partikel polutan sehingga diimbau memakai masker terlebih dahulu untuk sementara ini,” ujar dia.

Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna Raja Darmika memastikan bahwa kabut adveksi tersebut bukanlah kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Ia meminta masyarakat tidak khawatir sembari tetap berwaspada dan berhati-hati, mengingat kabut adveksi mengurangi jarak pandang.

Perbatasan Laut Natuna Utara China Selatan

“Iya ada kabut, awal kami duga kabut asap, namun tidak ada laporan kebakaran dari kecamatan maupun desa,” kata Raja.

Salah seorang warga Natuna, Dilla, mengaku sudah melihat kabut tersebut sejak Jumat (8/3) tetapi menekankan kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas keseharian. “Tiap hari ini makin tebal. Masih amanlah, mudah-mudahan segera hilang,” katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya

Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna Raja Darmika memastikan bahwa kabut adveksi tersebut bukanlah kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Halaman Selanjutnya