Pada Selasa, 5 Maret 2024 – 20:11 WIB, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa tidak akan menggunakan pendekatan tempur penuh untuk meredam konflik di Papua.
Menurutnya, konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang mendorong mereka untuk memisahkan diri dari Indonesia. Operasi yang dilakukan oleh TNI di Papua bertujuan melawan gerilya dan dilakukan untuk saudara-saudara yang memiliki paham berbeda, sehingga tidak mencapai 50 persen operasi tempur.
Maruli menegaskan bahwa TNI AD hanya akan menggunakan senjata jika dalam keadaan terjepit. Mereka akan berusaha menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih humanis tanpa ada korban jiwa. Prioritas utama adalah mengajak masyarakat kembali ke pangkuan Indonesia dan membangun kehidupan yang lebih baik.
Maruli juga menyatakan bahwa TNI AD menghadapi kelompok gerilyawan yang tergabung dalam kelompok kriminal bersenjata (KKB) maupun kelompok kriminal politik (KKP) yang tersebar di Papua. Mereka berusaha menyelesaikan konflik tanpa menimbulkan korban jiwa.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi halaman selanjutnya di sini.