Jumat, 22 Desember 2023 – 15:18 WIB
VIVA Dunia – Seorang mahasiswa melepaskan tembakan pada hari Kamis waktu Ceko, di sebuah universitas di Praha, menewaskan sedikitnya 14 orang, kata para pejabat, dan melukai lebih dari 20 orang dalam penembakan massal terburuk di Republik Ceko.
Pertumpahan darah itu terjadi di Gedung Departemen Filsafat Universitas Charles, tempat penembaknya adalah seorang mahasiswa, kata Kepala Polisi Praha Martin Vondrasek. Pria bersenjata itu juga tewas, kata pihak berwenang.
Pihak berwenang memperingatkan jumlah korban jiwa kemungkinan akan meningkat. Polisi mengatakan 14 orang tewas oleh penembak dan sedikitnya 24 orang terluka, mengurangi jumlah korban jiwa dari jumlah sebelumnya 15 orang.
Menteri Dalam Negeri Ceko Vit Rakusan, mengatakan para penyelidik tidak mencurigai adanya kaitan dengan ideologi atau kelompok ekstremis mana pun.
“Tidak ada indikasi bahwa kejahatan ini ada hubungannya dengan terorisme internasional,” kata Menteri Dalam Negeri Vit Rakusen, melansir AP, Jumat, 22 Desember 2023.
Perdana Menteri Petr Fiala membatalkan acara yang dijadwalkan di timur negara itu dan telah menuju Praha. “Karena peristiwa tragis di Fakultas Seni di Praha, saya telah membatalkan jadwal kerja saya (di wilayah Olomouc Timur) dan saya akan kembali ke Praha,” kata Fiala.
Polisi tidak memberikan rincian tentang para korban atau kemungkinan motif penembakan di gedung yang terletak dekat Sungai Vltava di Jan Palach Square itu.
Vondrasek mengatakan polisi yakin pria bersenjata itu membunuh ayahnya pada Kamis pagi di kampung halamannya di Hostoun, sebelah barat Praha, dan dia juga berencana bunuh diri.
Kamis malam, Vondrasek mengatakan bahwa berdasarkan penggeledahan di rumahnya, pria bersenjata itu juga diduga melakukan pembunuhan terhadap pria lain dan putrinya yang berusia 2 bulan pada 15 Desember, di Praha.
Kepala universitas menggambarkan tersangka sebagai siswa berprestasi yang tidak memiliki catatan kriminal, tetapi tidak memberikan informasi lain.
Pria bersenjata itu menderita “luka parah” tetapi tidak jelas apakah dia bunuh diri atau ditembak mati dalam baku tembak dengan petugas, kata Vondrasek, seraya menambahkan bahwa “tidak ada yang menunjukkan bahwa dia punya kaki tangan.”