Rabu, 6 Desember 2023 – 02:22 WIB
Labuan Bajo – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim, Erick Thohir mengatakan, nilai perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Tiongkok atau China, telah meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal itu diutarakan Erick, dalam Forum Kemitraan Bisnis Indonesia dan Tiongkok ke-4 yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Neraca perdagangan defisit menjadi neraca perdagangan surplus selama 43 bulan terakhir, bahkan mencapai US$3 miliar pada bulan lalu,” kata Erick dalam keterangannya, Selasa, 5 Desember 2023.
Erick menyampaikan, forum ini merupakan wujud kemitraan strategis komprehensif, yang terjalin sejak penyampaian inisiatif 21st Century Maritime Silk Road oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping, di Jakarta pada Oktober 2013 silam.
Dia mengatakan kemitraan strategis juga berhasil menorehkan sejumlah capaian penting. “Misalnya seperti konektivitas infrastruktur, kereta cepat Jakarta-Bandung, hilirisasi industri khususnya critical mineral, serta energi hijau dan transisi energi,” ujarnya. Pemerintah Indonesia dikatakan Erick juga sangat mengapresiasi dukungan dari NDRC RRT, BUMN Indonesia dan Tiongkok, serta sektor perbankan, yang telah turut berkolaborasi menyukseskan operasional kereta cepat.
Dia menyebut, kerja sama kedua negara juga telah mendorong hilirisasi industri, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. “Kami apresiasi peran investor Tiongkok yang telah menjadi industri pionir, meletakkan fondasi dan membawa perubahan signifikan untuk hilirisasi industri dan pemerataan ekonomi di Indonesia,” kata Erick.
Erick menegaskan, Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama pengembangan berkelanjutan, untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan kesehatan. Yakni mulai dari herbal dan food estate, perikanan, hilirisasi ekonomi biru, penelitian dan observasi laut dalam, pengembangan EBT, bioteknologi, termasuk National Gene Bank dengan BGI. “Pengembangan talenta, pelatihan vokasi dan kejuruan, didukung dengan kerja sama sains dan teknologi juga sangat penting untuk populasi kedua negara kita yang mencapai 1,7 miliar orang atau lebih dari 20 persen populasi dunia,” ujarnya.