Kamis, 30 November 2023 – 11:54 WIB
New York – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, berbicara di depan DK Dewan PBB membahas perang di Gaza, pada Rabu siang, 29 November 2023. Dalam keterangannya di depan negara-negara anggota PBB, Retno dengan jelas mengutuk serangan Israel yang menargetkan anak-anak dan wanita.
“Indonesia tidak dapat diam melihat ribuan perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa meninggal dunia,” kata Retno saat di New York. “Indonesia juga tidak dapat diam, melihat rumah, sekolah, rumah sakit diratakan dengan tanah. Dan saya bertanya apakah negara-negara dunia akan tetap tinggal diam melihat situasi yang mengenaskan ini,” sambungnya.
Menlu menyampaikan kekhawatirkan serangan terus-menerus Israel terhadap Palestina di Gaza dan Tepi Barat. “Saya kutip pernyataan PM Netanyahu yang mengatakan bahwa operasi militer akan dilakukan kembali dengan kekuatan penuh pada saat gencatan senjata selesai. Saya sampaikan, saya tidak dapat memahami pernyataan semacam ini,” kata Retno dalam video pernyataan persnya.
Menlu mendesak DK PBB tidak membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan tersebut terjadi dan mencegah agar kekerasan tidak terulang kembali di Gaza.
Dalam kesempatan yang sama, Retno membagikan 4 hal yang dapat dilakukan untuk mengakhiri kebrutalan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. “Pertama, pentingnya gencatan senjata secara permanen. Kedua, pentingnya memastikan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,” ujar Retno. “Ketiga, pentingnya rasa keadilan. Keempat, pentingnya dimulai kembali proses politik dan perdamaian.”
Menurut Retno, akar masalah konflik harus diselesaikan, yakni pendudukan ilegal Israel terhadap Palestina. Indonesia juga mendorong status Palestina menjadi anggota penuh PBB agar memiliki kedudukan yang setara dengan Israel.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober lalu. Sejak itu, serangan Tel Aviv ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut. Sementara korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang, termasuk warga sipil.