Rencana Kerja: Asta Cita 1

by -216 Views

Penguatan Ideologi Pancasila, Demokrasi, dan HAM

Di tengah era global yang penuh dengan berbagai tantangan, pengukuhan Pancasila sebagai fondasi bangsa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. Pancasila tidak hanya mencerminkan identitas bangsa, tetapi juga berfungsi sebagai pedoman etika dalam menentukan setiap kebijakan dan langkah negara.

Prinsip demokrasi memastikan bahwa semua warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dan memengaruhi arah perkembangan negara. Pelengkap dari kedua prinsip tersebut adalah pemenuhan hak asasi manusia (HAM), yang menegaskan perlindungan dan penghargaan terhadap hak setiap individu.

Pancasila, demokrasi, dan HAM secara bersama-sama membentuk sinergi yang harmonis, menjamin Indonesia tetap berada di jalur yang tepat menuju masa depan yang lebih baik dan inklusif.

Kami, Prabowo dan Gibran, memiliki komitmen untuk memperkokoh Pancasila sebagai ideologi utama negara dengan penguatan demokrasi dan penegakan HAM, dengan cara:

Memperkokoh Ideologi Pancasila
Menguatkan pemahaman ideologi Pancasila di kalangan penyelenggara negara.
Mengembangkan pemahaman kebangsaan Indonesia sebagai masyarakat plural melalui praktik pembelajaran multikulturalisme.
Mengembangkan ekosistem teknologi informasi yang mempererat kohesivitas sosial dan menjadikan Pancasila semakin relevan di kalangan kaum muda, generasi milenial, dan generasi Z.

Penguatan Demokrasi
Mengembalikan dan menjamin kebebasan pers yang bertanggung jawab dan berintegritas dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat demi mewujudkan kehidupan demokrasi yang sehat.
Menegakkan kembali kebebasan mimbar akademik sebagai sarana tidak hanya pengembangan budaya ilmiah, tetapi juga perwujudan proses demokrasi yang taat asas.
Menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat di muka umum.

Penegakan HAM (Hak Asasi Manusia)
Melindungi HAM seluruh warga negara dan menghapus praktik diskriminasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Memastikan setiap kebijakan bersifat humanis, inklusif, berperspektif gender, serta memprioritaskan upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Memperkuat perlindungan perempuan dan anak serta memperkuat penegakan hukumnya.
Memberikan jaminan pemenuhan hak dasar masyarakat bagi fakir miskin, anak terlantar, lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan dan marjinal lainnya.
Memperkuat perlindungan tenaga kerja Indonesia, terutama di luar negeri.

Pottingan ini muncul pertama kali di PRABOWO SUBIANTO.