Cak Imin Berjanji Menghapus Pajak Perguruan Tinggi jika Menang di 2024

by -264 Views

Minggu, 26 November 2023 – 13:37 WIB

Jakarta – Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai anggaran pendidikan harus memprioritaskan kesejahteraan dan kemakmuran para guru. Dia menjanjikan jika terpilih di 2024, untuk mendorong kebijakan tersebut.

“Saya sepenuhnya mendukung apa yang menjadi agenda nasional, guru menjadi prioritas utama anggaran pendidikan kita,” kata Cak Imin saat menyerahkan beasiswa kepada Mahasiswa dan Penyerahan Insentif Guru Ngaji di Cikawao Park, Purwakarta, Sabtu, 25 November 2023.

Menurut dia, pemerintah juga dharapkan memperhatikan guru ngaji dari kesejahteraanya. Dia bilang, guru ngaji telah meletakan pondasi akhlak anak bangsa.

“Guru ngaji adalah peletak pondasi akhlak anak bangsa. Daya tahan anak bangsa hidup karena guru ngaji. Kami akan carikan jalan keluar guru ngaji, bahwa mereka berhak mendapat perhatian negara sebaik mungkin,” ujar Cak Imin.

Selain itu, dia menyampaikan pemerintah mesti memberikan perhatian serius terhadap dunia pendidikan termasuk perguruan tinggi. Ia juga ingin menghapus pajak-pajak perguruan tinggi agar pendidikan murah.

“Negara harus memfasilitasi perguruan tinggi. Insya Allah selanjutnya tidak ada lagi pajak-pajak yang memberatkan seperti sekarang ini,” tutur Ketua Umum PKB tersebut.

“Supaya apa? Supaya perguruan tinggi bisa menggelar pendidikan dengan biaya yang sangat murah. Ini namanya investasi SDM,” ujarnya.

Cak Imin juga mengingatkan agar semua pihak bisa memanfaatkan momentum bonus demografi secara maksimal. Menurutnya, jumlah angkatan muda yang besar harus dimanfaatkan dengan baik oleh negara.

“Bonus demografi selalu kita bicarakan, jumlah angkatan muda 52 persen lebih selalu kita jadikan agenda. Tapi solusi konkrit tinggal punya waktu tujuh tahun. Kalau tujuh tahun ini kita gagal, kita akan kehilangan momentum angkatan muda yang cukup besar, kita kehilangan bonus demografi,” kata Cak Imin

Cak Imin lantas meminta pemerintah agar benar-benar membuka kesempatan bagi kaum muda.

“Tujuh tahun itu pendek, satu-satunya cara, tujuh tahun negara harus menginvestasikan APBN-nya untuk kaum muda, baik untuk peningkatan mutu kompetensi maupun peluang untuk tumbuh menjadi produktif,” lanjut Wakil Ketua Umum PKB tersebut.

Maka itu, kata dia, momentum emas untuk tujuh tahun ini harus diambil negara yang diteruskan dalam bentuk kebijakan-kebijakan, bukan hanya menjadi slogan bonus demografi.

“Saya bertekad pokoknya tujuh tahun ini, 2024 kita mulai habis-habisan memanfaatkan energi kaum muda dengan investasi. Negara tidak akan rugi kalau pemuda kualitasnya maju, negara tidak akan rugi kalau anak muda punya akses bekerja dengan baik,” jelasnya.