Jakarta – (VanusNews) Warga Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) membangun patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan dana Rp2,5 miliar.
Anggaran tersebut dianggap boros hanya untuk sebuah patung. Apalagi dalam situasi ekonomi yang masih sulit, membangun patung hanya untuk ucapan terima kasih tentu tindakan yang kurang tepat.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyatakan hal tersebut kepada para wartawan, Rabu (8/11/2023).
Jamiluddin menyarankan agar warga setempat lebih baik menggunakan dana sebesar itu untuk perbaikan sarana umum, termasuk pelebaran jalan di wilayah tersebut. Hal ini akan lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Menurut Jamiluddin, pembuatan patung dirinya idealnya ditolak oleh Jokowi, karena patung-patung seperti itu lazimnya dibuat di zaman kerajaan atau di negara-negara yang belum demokratis.
Dalam era modern ini, prestasi pemimpin sudah dapat didokumentasikan melalui berbagai media komunikasi tanpa perlu patung. Jadi, mewariskan prestasi pemimpin pada generasi berikutnya dapat dilakukan tanpa menggunakan patung.
Jamiluddin menyarankan agar prestasi Jokowi lebih baik diwariskan melalui media komunikasi modern, tanpa perlu menggunakan dana besar tapi menguasai ruang dan waktu.
Mewariskan prestasi presiden melalui patung sudah saatnya ditinggalkan karena cara tersebut sudah ketinggalan zaman. Hal itu merupakan upaya mengkultuskan seseorang yang tidak sesuai dengan paham demokrasi yang mengutamakan kesetaraan. Oleh karena itu, pengkultusan individu melalui patung seharusnya ditanggalkan di negeri tercinta.