Mulyanto Memandang Wajar Jika Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Menurun

by -156 Views

Jakarta – (VanusNews) Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menganggap kebijakan Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi saat tren harga minyak dunia turun sebagai hal yang sudah seharusnya.

“Karena mengacu mekanisme pasar maka harga minyak nonsubsidi Pertamina sudah sewajarnya turun, ketika harga minyak dunia turun,” kata Mulyanto kepada para wartawan, Kamis (2/11/2023).

Apalagi, lanjut Mulyanto, sebelumnya Pertamina sudah menaikkan harga BBM nonsubsidi cukup tinggi di bulan September 2023, ketika harga minyak dunia bergejolak naik.

“Jangan sampai muncul kesan tidak baik, yakni ketika harga minyak dunia naik Pertamina terburu-buru menaikkan harga BBM-nya, sementara sebaliknya, ketika harga minyak dunia turun, Pertamina enggan untuk menurunkannya. Seperti yang terjadi di awal pandemi Covid-19. Ini tidak konsisten dengan mekanisme pasar,” ungkap Wakil Ketua F-PKS DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan ini.

Mulyanto melihat dalam beberapa waktu ke depan kecenderungannya harga minyak dunia ini terus turun, terutama setelah PBB memutuskan untuk melakukan gencatan senjata di Timur-Tengah.

“Harga minyak WTI, misalnya, sampai bulan Juli 2023 sudah mencapai USD67 per barel. Kemudian karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, harga minyak dunia naik dan mencapai puncaknya di akhir September 2023 menjadi USD97 per barel. Namun, sekarang sudah turun kembali menuju USD80 per barel,” jelas Anggota Baleg DPR RI ini.

Indonesia sendiri, ungkap Mulyanto, mengikuti acuan harga minyak rerata Platts Singapura yang secara umum polanya serupa, sehingga sudah seharusnya harga jual BBM nonsubsidi di Indonesia turun.

“Jadi penurunan harga BBM nonsubsidi yang dilakukan Pertamina kali ini adalah hal yang wajar. Justru aneh jika kebijakan itu tidak diambil karena secara bisnis akan merugikan Pertamina sendiri,” tukas Mulyanto.

Sebab, tambah Legislator asal Dapil Banten 3 ini, harga BBM nonsubsidi sejenis di pompa bensin non Pertamina sudah turun.

“Jadi jika Pertamina bertahan dengan harga lama, itu bisa menyebabkan migrasi pelanggan ke SPBU lain,” tandas Mulyanto. VN-DAN