Jakarta – (VanusNews) Perseteruan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri nampaknya disebabkan oleh kepentingan yang berbeda.
Jokowi memiliki kepentingan untuk menjaga dirinya setelah berakhir masa jabatannya sebagai presiden. Kepentingan Jokowi tersebut tentunya juga berhubungan dengan keluarga dan kroninya.
Demikian yang diungkapkan oleh Pakar Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga kepada para awak media, Jumat (27/10/2023).
Menurut Jamiluddin, Jokowi sepertinya tidak yakin bahwa Ganjar Pranowo dapat menjaga kepentingannya.
“Jokowi mungkin berpendapat bahwa Ganjar akan lebih loyal kepada Megawati jika terpilih sebagai presiden,” kata Dosen Metodologi Penelitian Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta ini.
Karena itu, lanjut Jamiluddin, Jokowi mencari calon presiden yang diyakininya dapat menjaga kepentingannya.
“Oleh karena itu, Jokowi tampaknya lebih memilih Prabowo Subianto,” ujar Jamiluddin.
Untuk memperkuat keyakinannya tersebut, menurut Jamiluddin, Jokowi nampaknya mengajukan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden.
“Terjadi respon yang positif, keinginan Jokowi ini dipenuhi oleh Prabowo. Hal ini mungkin yang membuat Jokowi lebih yakin terhadap Prabowo,” kata Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta tahun 1996-1999 ini.
Jamiluddin beranggapan bahwa perseteruan antara Jokowi dan Megawati sepertinya terkait dengan pemilihan calon presiden yang akan diusung.
“Indikasinya terlihat sejak Megawati mendeklarasikan Ganjar menjadi calon presiden. Jokowi sejak itu lebih sering bersama Prabowo. Bahkan Jokowi membiarkan gambarnya bersama Prabowo tersebar di berbagai baliho di seluruh tanah air,” papar Jamiluddin.
Penulis Buku Riset Humas ini meyakini bahwa perseteruan antara Jokowi dan Megawati bukan karena dendam.
“Dan bukan pula karena Jokowi sering dianggap direndahkan,” tambah Jamiluddin Ritonga. VN-DAN