Santri Perlu Memiliki Pemahaman dalam Politik

by -221 Views

Bogor – (VanusNews) Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mendorong para santri untuk bisa berperan dalam berbagai bidang kepemimpinan, baik kepemimpinan politik, ekonomi, sosial, dan berbagai bidang kepemimpinan lainnya.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Jazil itu, santri memiliki modal dan kapasitas yang cukup sebagai seorang pemimpin.

Sebab, jelas Gus Jazil, sejak di lingkungan pesantren, santri sudah digembleng untuk hidup mandiri dan berkelompok.

“Santri punya potensi untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Santri bisa menjadi pemimpin politik, ekonomi, maupun pemimpin agama karena pesantren memang sejak dulu menjadi produsen pemimpin. Memproduksi orang-orang yang bermanfaat,” ujar Gus Jazil saat memberikan Keynote Speech dalam rangka Hari Santri Nasional (HSN) 2023 bertajuk “Promoting Peacful Coexistence Through Santri Engagement” di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum Lido, Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/10/2023).

Gus Jazil mengatakan, selama ini eksistensi peran santri masih kurang dihargai di negeri ini, padahal peran santri dan pesantren luar biasa sejak era pra kemerdekaan hingga saat ini.

Karena itu, Gus Jazil mendorong agar para santri diajari politik sejak dini, sebab selama ini pendidikan politik di pesantren masih minim.

“Santri harus paham politik. Jika di pesantren tidak belajar ilmu politik, orang lainlah yang akan mengisi ruang tersebut. Jangan sampai alumni pesantren hanya dianggap mampu memimpin tahlil padahal alumni pesantren memiliki potensi untuk menjadi apa saja. Saya sebagai santri bisa menjadi wakil ketua MPR,” tutur alumni Ponpes Ihyaul Ulum Gresik ini.

Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menyatakan, selama ini di pesantren tidak banyak diajarkan tentang politik, padahal ketika lulus dari pesantren langsung berhadapan dengan berbagai persoalan politik.

“Di pesantren tidak banyak diajarkan kitab-kitab tentang politik. Yang banyak diajarkan adalah fiqih dan hadis. Menurut saya, di pesantren materi politik harus diberikan, tidak harus soal politik praktis, tapi bahwa hidup harus ada pilihan, hidup harus ada keberpihakan, hidup harus ada pemimpin,” ungkap Gus Jazil.

Gus Jazil berharap santri memiliki semangat jihad dan semangat hidup yang tinggi, serta memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat.

“Saya yakin para santri akan tumbuh menjadi pemimpin di masa depan yang memiliki kekuatan akhlak dan budi pekerti. Syarat menjadi pemimpin adalah memiliki karakter dan budi pekerti. Selain itu, memiliki ilmu,” yakin Gus Jazil.

Di sisi lain, tambah Gus Jazil, di era modern saat ini, santri harus memiliki wawasan dan orientasi global.

Sebab, terang Gus Jazil, seorang pemimpin dituntut untuk bisa membangun jaringan dengan komunitas global demi kemajuan bangsa.

“Jangan sampai pemimpin hanya diam saja dan kurang peka terhadap kondisi sekitar. Seorang pemimpin harus banyak melakukan perjalanan ke berbagai negara sehingga memiliki peran dan jaringan internasional,” tutup Gus Jazil. VN-DAN