Memberikan Peluang kepada Milenial dan Gen Z di Dunia Politik untuk Mencegah Mereka Dijadikan Hanya sebagai Pajangan

by -196 Views

Tulisan Politisi Muda PSI Zebi Magnolia Fawwaz: Membangun Partisipasi Anak Muda dalam Pemilu 2024

Jakarta – (VanusNews) Saya adalah seorang politisi baru dalam dunia politik. Oleh karena itu, bukan karena usia muda dapat dikatakan sebagai keuntungan terbesar atau keunggulan kompetitif. Beberapa orang sering menekankan hal itu dalam diskusi politik.

Kita juga mengetahui bahwa saya lebih banyak membahas mengenai Generasi Z karena saya lahir pada tahun 2000. Generasi milenial dan Generasi Z memang mayoritas, tetapi bagi generasi milenial ini bukanlah pemilihan pertama kita. Mungkin bagi Generasi Z masih banyak hal yang baru, tetapi yang membuat Pemilu 2024 menarik adalah kemungkinan Generasi Milenial terlibat dalam kontestasi Pilpres.

Demikian disampaikan oleh Politisi Muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Zebi Magnolia Fawwaz saat menjadi narasumber dalam Diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Membedah Partisipasi Milenial dalam Pemilu 2024” di Ruang Diskusi Media Center, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (24/10/2023).

Zebi menyayangkan anak muda dalam dunia politik hanya diperlakukan sebagai trofi dan hiasan semata.

“Apakah mereka diizinkan datang ke ruang rapat dan memberikan ide-ide yang mereka inginkan? Karena sebenarnya, jika kita membahasnya di ruang-ruang seperti kedai kopi dan saya berbicara juga dengan teman-teman saya sendiri,” kata Zebi.

Zebi menyatakan bahwa Generasi Milenial dan Generasi Z sebenarnya tidak apatis terhadap politik.

“Pada survei Litbang Kompas tahun 2023 pada bulan Januari, tingkat Golput hanya 0,6%, jadi sebenarnya cukup rendah. Sedangkan antusiasme Generasi Z dan milenial saat ini mencapai 69% hingga 77%, yang tetap cukup besar meskipun mengalami penurunan dari tahun 2019 sebelumnya. Tantangan kita adalah bagaimana kita dapat tetap menjaga antusiasme tersebut,” kata Zebi.

Zebi menilai bahwa saat ini diperlukan banyak platform untuk mengenalkan pentingnya demokrasi kepada anak muda.

“Sangat disayangkan bahwa teman-teman seumuran saya sedikit terpisah dan merasa bahwa akses mereka terbatas untuk masuk ke dalam politik. Saya mengatakan kepada teman-teman saya bahwa kita yang memiliki pendidikan itu sebenarnya merupakan minoritas elit. Sejauh ini anak muda yang memiliki pendidikan telah menggerakkan Indonesia, tetapi sayangnya sekarang aksesnya semakin tertutup, partai politik tidak begitu terbuka terhadap anak muda”, jelas Zebi.

Hal yang tidak kalah penting menurut Zebi, adalah bagaimana mengkomunikasikan hal-hal yang terkait dengan politik kepada Generasi Milenial dan Generasi Z.

“Jika dalam kontestasi pemilihan mendatang tidak ada Generasi Milenial, pesan yang disampaikan mungkin tidak akan sampai, tetapi sekarang ada kemungkinan. Seperti salah satu tokoh yang akan mewakili kita sebagai anak muda dan menurut saya, dalam media sosialnya dia cukup baik dalam menyampaikan hal-hal yang dibutuhkan oleh anak muda,” tegas Zebi.

Caleg DKI Jakarta 2 ini mengingatkan semua pihak agar tidak menganggap sepele anak muda yang terjun ke dunia politik hanya untuk mendapatkan jabatan semata kemudian diam saja.

“Kita membutuhkan pendobrak dalam kebuntuan selama ini. Jadi mengapa tidak memberikan lebih banyak ruang dan kesempatan bagi anak muda?” tutup Zebi Magnolia Fawwaz. VN-DAN