AMIN Membuka Peluang Migrasi Pemilih Prabowo yang Tidak Puas kepada Jokowi dengan Melibatkan Gibran

by -320 Views

Jakarta – (VanusNews) Koalisi Indonesia Maju (KIM) akhirnya menyepakati Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) yang akan mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Pemilihan Gibran sebagai Bacawapres sendiri menimbulkan kontroversi.

Selain karena putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), langkah mulus Gibran maju sebagai Bacawapres juga buah dari putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan seseorang yang pernah menjadi kepala daerah meskipun belum berumur 40 tahun, bisa maju sebagai capres ataupun cawapres.

Padahal, dalam konstitusi, batasan minimal capres dan cawapres adalah 40 tahun. Hal lain yang menimbulkan kontroversi adalah ketua MK Anwar Usman merupakan paman dari Gibran atau adik ipar Presiden Jokowi.

Menyikapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indopol Survey Ratno Sulistiyanto menuturkan, penunjukan Gibran sebagai bawawapres yang diusung KIM bakal mengubah konstelasi politik di Tanah Air.

Sebab, jelas Ratno, Gibran dan Jokowi merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP) yang sebelumnya telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Bacapres bergandengan dengan Mahfud MD.

Menurut Ratno, pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 lalu yang sebelumnya berpotensi memilih Ganjar Pranowo, kini kemungkinan besar akan bergeser mendukung pasangan Prabowo-Gibran sehingga akan menggerus pemilih Ganjar-Mahfud MD.

Pada poros lainnya, pemilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu yang tidak puas dengan kinerja atau kepemimpinan Jokowi berpotensi besar bermigrasi memilih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

”Kalau cerdas mengelola konstelasi politik ini, pasangan AMIN akan mendapatkan insentif elektoral dari majunya Gibran sebagai pasangan Prabowo,” tutur Ratno, Senin (23/10/2023).

Tidak hanya itu, lanjut Ratno, sekitar 30% pemilih swing voter yang sebelumnya berpotensi memilih Prabowo juga bisa diambil pasangan AMIN, begitu pula ada 40% swing voter Ganjar Pranowo yang juga bisa diambil AMIN.

”Sebanyak 8% calon pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voter juga bisa diambil AMIN kalau pandai mengolah peluang ini,” kata Ratno.

Disisi lain, peneliti alumni Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan bahwa pemilih AMIN tergolong sangat loyal.

“Dari hasil survei yang dilakukan, 63% calon pemilih AMIN sudah tidak akan berubah. Tingkat partisipasi pemilih AMIN ini lebih tinggi daripada calon pemilih pasangan capres dan cawapres lainnya,” tutur Ratno.

Diketahui, setelah Koalisi Indonesia Maju (KIM) resmi menetapkan Gibran sebagai Bacawapres pendamping Prabowo, kini sudah ada tiga pasangan calon yang akan berlayar di Pilpres 2024 pendatang.

Pasangan pertama yakni Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung Koalisi Perubahan yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta didukung Partai Ummat dan Partai Masyumi.

Berikutnya pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo. Pasangan ketiga adalah Prabowo-Gibran yang diusung delapan parpol, yakni Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, dan beberapa parpol nonparlemen. VN-DAN

Pada Senin (23/10/2023), Koalisi Indonesia Maju (KIM) akhirnya menyetujui Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Bacawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024. Pemilihan Gibran sebagai Bacawapres telah menimbulkan kontroversi.

Kontroversi tersebut timbul karena Gibran adalah putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang kontroversial yang mengizinkan seseorang yang pernah menjabat sebagai kepala daerah, meskipun belum mencapai usia 40 tahun, untuk maju sebagai capres atau cawapres, padahal dalam konstitusi, batas usia minimal untuk capres dan cawapres adalah 40 tahun. Kontroversi juga muncul karena ketua MK, Anwar Usman, merupakan paman Gibran atau adik ipar Presiden Jokowi.

Ratno Sulistiyanto, Direktur Eksekutif Indopol Survey, mengatakan bahwa penunjukan Gibran sebagai Bacawapres yang diusung oleh KIM akan mengubah konstelasi politik di Indonesia. Gibran dan Jokowi adalah kader PDI Perjuangan (PDIP) yang sebelumnya telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Bacapres yang berpasangan dengan Mahfud MD. Menurut Ratno, pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 yang sebelumnya cenderung memilih Ganjar Pranowo, kemungkinan besar akan beralih mendukung pasangan Prabowo-Gibran, yang akan menggerus pemilih Ganjar-Mahfud MD.

Di sisi lain, pemilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 yang tidak puas dengan kinerja atau kepemimpinan Jokowi berpotensi besar beralih memilih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Ratno menyatakan bahwa jika konstelasi politik ini dikelola dengan cerdas, pasangan AMIN akan mendapatkan insentif elektoral dari kehadiran Gibran sebagai pasangan Prabowo. Tidak hanya itu, sekitar 30% pemilih swing voter yang sebelumnya berpotensi memilih Prabowo, serta 40% swing voter Ganjar Pranowo, juga berpotensi untuk dipengaruhi oleh pasangan AMIN. Selain itu, sebanyak 8% calon pemilih yang belum menentukan pilihan juga bisa menjadi target AMIN jika peluang ini dimanfaatkan dengan baik.

Ratno juga mengungkapkan bahwa pemilih AMIN tergolong sangat setia. Berdasarkan survei yang dilakukan, 63% calon pemilih AMIN sudah memutuskan untuk tidak berubah. Tingkat partisipasi pemilih AMIN ini lebih tinggi daripada calon pemilih pasangan capres dan cawapres lainnya.

Saat ini, setelah KIM secara resmi menetapkan Gibran sebagai Bacawapres pendamping Prabowo, sudah ada tiga pasangan calon yang akan berpartisipasi dalam Pilpres 2024. Pasangan pertama adalah Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung oleh Koalisi Perubahan yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta didukung oleh Partai Ummat dan Partai Masyumi. Pasangan kedua adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo. Pasangan ketiga adalah Prabowo-Gibran yang diusung oleh delapan partai politik, yaitu Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, dan beberapa partai politik nonparlemen. VN-DAN