Kemitraan dalam Pengelolaan Pertanian Beririgasi Berkelanjutan

by -206 Views

Bali- (VanusNews) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri mengadakan forum evaluasi Program Pengembangan dan Pengelolaan Partisipatif Terpadu Irigasi (PPPTI) untuk meningkatkan pembangunan sektor pertanian beririgasi.

Forum ini merupakan langkah strategis untuk mengevaluasi pelaksanaan PPPTI yang telah berjalan selama beberapa tahun.

“Forum evaluasi program PPPTI ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya air dan mendukung pertanian beririgasi yang efisien, produktif, dan berkelanjutan,” kata Sekretaris Ditjen Bina Pembangunan Daerah Sri Purwaningsih saat penutupan di Swiss-Belhotel Rainforest, Kuta, Badung, Bali, pada Kamis, 19 Oktober 2023.

“Dengan kerjasama berbagai pemangku kepentingan, diharapkan sektor pertanian beririgasi di Indonesia terus berkembang,” lanjutnya.

Salah satu pencapaian signifikan program PPPTI adalah terbentuknya 88 Komisi Irigasi (Komir) yang beroperasi di seluruh wilayah Program PPPTI.

Tidak hanya itu, Dokumen PSETK (Profil Sosial Ekonomi Teknis dan Kelembagaan) juga menjadi acuan penting dalam operasional dan pemeliharaan sistem irigasi.

Upaya pemberdayaan perempuan juga telah dilakukan dengan melibatkan partisipasi perempuan dalam penyusunan PSETK sebesar 31%. Hal ini menunjukkan bahwa Program PPPTI berjalan sesuai harapan.

Dalam forum ini, Plh. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I, Gunawan Eko Movianto menyampaikan bahwa program PPPTI telah menjadi platform unggul untuk mendorong pendekatan yang terintegrasi dalam pengelolaan pertanian beririgasi yang berkelanjutan.

“Partisipasi pihak-pihak terkait serta masyarakat menjadi kunci keberhasilan Program PPPTI,” tegas Gunawan.

Gunawan menambahkan bahwa seiring berakhirnya Program PPPTI, penting untuk terus memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan serta mengidentifikasi tantangan dalam penerapan pengelolaan pertanian beririgasi secara terpadu di daerah.

Diperlukan komitmen untuk menjaga kerjasama dan kolaborasi yang efektif antara semua pemangku kepentingan dalam pengelolaan pertanian beririgasi di masa mendatang.

“Semoga program pengelolaan pertanian beririgasi yang telah dilakukan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam mencapai tujuan nasional yang lebih luas,” ungkap Gunawan Eko Movianto.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas, Irfan Saleh membahas permasalahan dan tantangan penting dalam pengelolaan sumber daya air dan pertanian di Indonesia.

Salah satu permasalahan utama adalah rendahnya kapasitas tampung air, yang menjadi akar masalah dari ketersediaan air terbatas untuk pertanian di Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini, pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi menjadi sangat penting dalam upaya menuju pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Di tengah menurunnya ketersediaan air dan peningkatan permintaan, modernisasi irigasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Penerapan Sistem Manajemen Irigasi (SMI) diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap modernisasi irigasi dan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.

“Upaya seperti pembangunan irigasi baru, rehabilitasi jaringan irigasi yang sudah ada, modernisasi irigasi telah diinisiasi,” ungkap Irfan.

Sebagai informasi, pertemuan ini dihadiri oleh anggota DPR RI A. A. Bagus Adhi Mahendra Putra, yang menegaskan bahwa kunci kesuksesan pembangunan, termasuk pembangunan pertanian berkelanjutan adalah kematangan perencanaan nasional dan implementasi yang sinergis di seluruh wilayah Indonesia.